Belajar komputer dari nol secara otodidak bukan hil yang mustahal bagi siapapun. Apalagi hidup pada zaman keterbukaan informasi seperti saat ini.
Motivasi Belajar Komputer Otodidak Bagi Pemula
Yang penting dari semua itu justru tekad kuat yang berasal dari dirinya sendiri. Karena motivasi ingin berubah akan menjadikan segalanya menjadi mudah.
Lalu, kemauan belajar yang tumbuh ini harus tetap dipelihara dan terus diluruskan niatnya. Setelah itu tetap fokus pada tujuan dan disiplin dalam segala hal. Dan itu semua dilakukan secara kontinyu.
Sesekali silahkan buka situs yang menyajikan info lowongan pekerjaan seputar IT. Maksudnya agar kita tahu keahlian apakah yang dibutuhkan di luar sana.
Dengan mengetahui info tersebut kadang menambah dorongan semangat untuk lebih giat lagi dalam belajar. Anda juga mengetahui jenis pekerjaan yang dibidik serta keterkaitannya dengan spesialisasi bidang komputer apakah yang menjadi prioritas Anda.
Oleh karena itu, bagi teman-teman yang masih bingung bagaimana cara belajar komputer otodidak untuk pemula. Artikel ini adalah pengenalan dasar sebelum mengetahui lebih jauh jika Anda belajar komputer nanti lebih greget kemana:"Networking, Pemograman, Grafis Desain, IoT dan lain-lain.
Tips Belajar Komputer Otodidak dari Nol
Berikut ini tips bagi yang ingin belajar komputer dari nol walaupun dengan cara otodidak.
1. Harus Punya Komputer atau Laptop
Yang pertama harus dilakukan adalah memiliki sebuah komputer. PC atau laptop, baru atau bekas, tidak menjadi masalah. Untuk spesifikasinya pun disesuaikan dengan isi dompet.
Jika dana jadi kendala solusinya komputer generasi lama. Contohnya generasi Pentium II, III dan IV. Ini kalau masih ada yang jual walaupun bekas.
Source: blazonsart
Ketersediannya silahkan datang ke pusat penjualan komputer seperti Harco Mangga Dua di Jakarta. Zaman saya dulu ada yang jual komputer second di lantai I. Alternatif lainnya bisa cari di marketplace atau situs penjualan barang bekas.
Kemudian, jika komputer jadul yang dimiliki nanti masih ter-instal sistem operasi versi lama. Misalnya Windows 98 atau Windows XP Professional itu juga tidak mengapa.
Salah satu keuntungan menggunakan versi lama adalah mengetahui sesuatu yang orang sekarang tidak mengetahuinya. Sedangkan software baru itu pada prinsipnya sama saja. Kita hanya perlu adaptasi dengan software terbaru tersebut hanya sebentar.
Contohnya; Saya pribadi dulu belajar instalasi Windows 98. Ketika di lapangan dihadapkan dengan instalasi Windows XP Pro atau Windows 10 Pro. Ternyata tidak ada kendala sama sekali. Bahkan versi yang lebih baru itu lebih mudah dan lebih disederhanakan.
Adapun ternyata komputer tua nanti yang tersisa hanya seonggok hardware tanpa software itu juga tidak mengapa. Selama kondisinya masih bisa digunakan itu layaknya harta karun yang dibuang orang.
Bagi orang lain mungkin tidak bernilai tapi bagi teman-teman itu tidak ternilai. Apalagi nanti kalau teman-teman belajar jaringan dengan Linux.
Inget kata-kata orang kulon:"The man behind the gun" Jadi, yang menentukan itu orang yang berada di balik komputernya gaes.
Untuk itulah sebongkah hardware tadi, jika teman-teman mau berakit-rakit ke hulu, silahkan instal Linux yang distro ringan dulu seperti: Damn Small Linux, Puppy Linux, Simply Mepis, Knoppix atau AntiX.
Baru kalau sudah punya komputer dengan spek kekinian coba dah instal distro-distro Linux yang gendut seperti: LinuxMint, OpenSUSE, Ubuntu, CentOS atau Fedora,
2. Tingkatkan Kemampuan Bahasa Inggris
Secara umum, bahasa adalah induk dari segala ilmu pengetahuan. Sedangkan ilmu pengetahuan sendiri bermacam ragam.
Adapun ilmu komputer itu didominasi oleh bahasa Inggris. Setidaknya sampai hari ini seperti itu. Silahkan lihat program komputer yang teman-teman ketahui.
Source: pinterest
Oleh sebab itu, salah satu pintu gerbang untuk memasuki ilmu komputer yaitu dengan memahami bahasa yang digunakannya.
Dan cara memahami bahasa Inggris pada poin ini bukanlah tuntutan agar teman-teman yang masih pemula itu untuk bisa menulis dan berbicara sesuai tata bahasa bahasa Inggris.
Melainkan pemahaman tingkat dasar agar mengerti apa yang ada di depannya, yang terpampang pada layar monitor, baik tulisan bahasa Inggris maupun icon bahasa simbol.
Contohnya: Save dengan simbol disket. Sahabat Sebardi tahu tidak yang namanya disket?
Gambar disket atau floppy disk
Untuk pemula jangan malu untuk membuka buku kamus atau kamus online atau kamus dalam bentuk program.
Jika teman-teman belum tahu arti save adalah menyimpan maka memahami simbolnya juga bisa ditebak jika disket itu tahu fungsinya memang untuk menyimpan data sedangkan flash disk pada zaman itu memang belum lahir.
Begitu juga ketika ada notifikasi dengan memunculkan opsi jawaban seperti: Oke, Cancel, Ignore, Retry, Try Again dan lain-lain.
Teman-teman jangan langsung mengambil tindakan kecuali setelah mengerti apa yang diinginkan komputer.
3. Gemar Membaca Referensi dan Manual
Referensi paling lengkap adalah menu help pada setiap aplikasi masing-masing. Selain disertakan dalam aplikasi biasanya tersedia juga dalam bentuk pdf atau html yang dipublikasi di official situs web pengembang aplikasi tersebut.
Pada sistem operasi Linux berbasis text bisa juga dengan cara mengetikan perintah man dan diikuti perintah Linux yang kita ingin tahu penjelasannya.
Contoh di atas itu foto teman saya yang rajin membaca referensi tentang Linux karena yang bersangkutan saat itu menggunakan MX Linux. (Foto: Dok. Pribadi)
Bagi para pemula yang belajar komputer secara otodidak seperti saya, dokumentasi lengkap seperti itu sangat membantu. Sering membaca literatur dalam bahasa Inggris juga semakin menambah kemampuan dalam memahami bahasa mereka.
Adapun jika menu help dan manual book dalam bahasa Inggris terasa berat bagi sahabat Sebardi maka kebiasaan membaca ini bisa juga lewat blog atau forum diskusi sesuai bahasa yang kita pahami yang banyak bertebaran di internet.
Lain lagi masalahnya jika kurang hobi dalam membaca.
Kekurangan ini bisa dialihkan dengan kegemaran lain yang tujuan akhirnya sama. Karena saat ini platform youtube sudah banyak dikenal maka sebetulnya bisa dimanfaatkan juga. Walaupun secara hitung-hitungan memang boros di kuota.
4. Berani Praktek dan Mencoba Trik Baru
Berani praktek di sini bukan berarti langsung praktek tanpa teori. Karena praktek tanpa teori adalah kecerobohan.
Saya sendiri dulu cara belajarnya itu bersamaan. Pemaparan teori tetap di laboratorium praktek. Karena setelah pemaparan tersebut langsung dilihat bagaimana penerapannya.
Dan ternyata teori langsung praktek ini bagi saya sangat menyenangkan.
Sebaliknya, teori tanpa praktek itu seperti seseorang yang belajar ilmu ekonomi selama 6 tahun. Namun ketika lulus merasa susah untuk mencari pekerjaan. Bahkan untuk mencari uang seribu rupiah dari sistem perekonomian yang berjalan itu sulit.
Padahal secara teori dalam masalah ilmu ekonomi sudah mengecap selama 6 tahun.
Sama halnya dengan ilmu komputer apapun passion-nya, programmer, networking, multimedia dan lain-lain.
Jika sahabat Sebardi hanya rutin membaca dan mendengar tanpa disertai praktek, lihat saja selama 6 tahun ke depan, pasti hasilnya tidak akan berbeda jauh.
Oleh karena itu kebiasaan belajar yang kurang bagus itu jangan dibawa terlalu banyak. Meskipun Anda melihat itulah metode baku yang berlaku secara umum. Karena sebetulnya, pemahaman seseorang terhadap sebuah teori menjadi semakin utuh itu hanyalah dengan praktek.
Dan yang menjadi rujukan teori pun bukan hanya satu sumber. Kecuali memang dari buku panduan yang secara resmi dikeluarkan oleh perusahaan pengembang aplikasi tersebut.
Seperti misalnya teman-teman yang membaca artikel di blog ini. Saya yakin di blog sana banyak trik bagus yang tidak didapat di sini. Jika teman-teman menggabungkan ilmu yang didapat di sana dengan sedikit manfaat yang kebetulan terlihat ada di sini maka itu jauh lebih baik lagi.
5. Error dan Kesalahan Jadi Pengalaman
Terjadi error dan salah adalah hal yang manusiawi. Dengan banyak praktek maka peluang error pun semakin banyak juga. Dan error ketika praktek inilah yang menjadi pengalaman tak terlupakan.
sumber: Instagram.com/lowcostcosplayth
Percayalah, pengalaman model ini salah satu modal kita dalam belajar juga. Yang penting itu bagaimana mensikapi pengalaman tersebut.
Bukan bagaimana kita belajar tanpa kesalahan sama sekali.
Anda pasti setuju, jika kita termasuk orang yang mengambil pelajaran dari kesalahan tersebut, maka pasti dia akan berusaha agar kesalahan tersebut tidak terulang kembali.
Saya pribadi pun pernah mengalaminya. Salah satunya pada saat instal Linux di hardisk yang sudah ter-instal Windows XP. Maksud hati ingin memasang dua-duanya alias dual boot. Namun hasil akhirnya malah Windows-nya terhapus. Dan itu beserta drive D dengan semua datanya.
6. Bergabung dengan Teman Komunitas
Teman memiliki pengaruh yang cukup besar dalam menggapai cita-cita. Seorang pemula yang ingin belajar komputer dari nol secara otodidak di lingkungan yang tidak mendukung bisa jadi terkendala.
Belum memulai saja bisa-bisa semangat yang menggebu-gebu itu malah redup karena mendengar ocehan mereka.
Makanya, idealnya belajar di kampus dan sekolah itu karena Anda dikumpulkan dengan teman-teman yang memang minatnya sama. Kalau minatnya tidak sama, minimal sama-sama ingin sekolah.
Kalau sekolahnya sudah tidak umum lagi; Misalnya sekolah komputer; berarti sama-sama ingin belajar ilmu komputer.
Lalu bagaimana solusinya bagi sahabat Sebardi yang belajar mandiri tidak hanya empat belas hari?
Sebaiknya memilah mana yang masuk toleransi kewajaran. Adapun nanti dikucilkan teman bergaul karena prinsip kita, itu masih lebih baik daripada status anak gaul, tapi masa depan suram.
Seiring waktu, sahabat Sebardi seperti punya medan magnet tersendiri. Teman-teman yang punya hobi sama nanti akan dipertemukan dalam jalinan persahabatan diatas kemanfaatan. Sehingga teman-teman Anda nanti adalah orang yang berjalan di atas asas yang sama.
Jika itu benar-benar terjadi, sebagai pelipur lara di masa awal, sahabat Sebardi mungkin bisa bergabung dengan komunitas teman belajar komputer di dunia maya saja dulu. Yakinlah, orang yang mempunyai prinsip ini tidaklah Anda sendirian. Siapa tahu setelah itu Anda bisa kopdar ketemuan.
7. Sedia Kuota dan Modem (Hand Phone)
Zaman belum ada internet, Palasari (Bandung) dan Kwitang (Jakarta) adalah nama tempat yang sangat familiar bagi pecinta buku.
Tentu saja ini bukan berarti menghilangkan sosok Gramedia, karena mereka juga mengenal toko buku itu.
Ini hanya sebatas urusan penghematan bagi sebagian orang kayak saya.
Karena tempat fotokopi pun sangat sering mendapatkan order menggandakan beberapa halaman buku demi memenuhi minat baca orang yang haus dengan ilmu ketika itu.
Tapi itu dulu, sekarang sumber bacaan bisa didapat meski dari genggaman tangan. Hanya bermodal kuota teman-teman bisa mendownload artikel sesuai minat baca. Dan tes aptitude pun Anda bisa mencicipi kapan saja.
Silahkan manfaatkan teknologi yang tidak ada pada zaman itu. Zaman ketika saya muda dengan harga buku yang terasa berat. Begitu juga dengan harga komputer yang ketika itu baru terbeli hardisk-nya saja. Dan saya masih inget; Quantum nama merknya.
Oleh karena itu, kemudahan sekarang ini termasuk faktor pendukung bagi teman-teman yang ingin belajar komputer dari nol meskipun secara otodidak.
Jadi, selamat berdjoeang gaes.
Referensi:
Sumber gambar judul: blog-note.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar