Anda berniat menjadi teknisi komputer otodidak? Dengan latar belakang apapun yakinlah pasti bisa menjadi teknisi komputer meskipun dengan cara otodidak.
Tinggal bagaimana caranya Anda meraih cita-cita tersebut.
Foto teman saya sedang memperbaiki laptop (Dok. Pribadi)
Untuk mewujudkan itu tentu bukan proses instan sekali baca panduan langsung jadi teknisi. Cita-cita tersebut bahkan butuh banyak pengorbanan yang menyita waktu, pikiran dan uang.
Lho koq uang? Bukankah pembicaraan ini semua tentang otodidak?
Saya katakan:"Ya, meskipun menjadi teknisi komputer dengan cara otodidak bukan berarti mendapatkan ilmu tersebut tanpa modal. Kecuali mungkin hidup Anda memang penuh keberuntungan".
Anda mau tidak mau harus mengeluarkan uang untuk membeli buku, majalah atau kuota internet. Pemborosan itu yang nanti bisa dituker dengan senjata untuk seorang teknisi komputer yang belajar otodidak.
Selain beban biaya yang harus ditanggung untuk youtube-an, blogging dan browsing. Terkadang Anda bisa mendapatkan kerugian material berupa rusaknya perangkat. Ini bisa terjadi pada saat mempraktekan teori yang sudah didapat.
Entah karena ceroboh, kurang hati-hati, tidak sengaja atau kecelakaan praktek yang mengalami kegagalan lainnya. Meskipun demikian, kegagalan ini menjadi bekal berharga agar kesalahan yang sama tidak lagi terulang.
Pengalaman Saya Belajar Ilmu Komputer
Menempuh jalan hidup seorang teknisi terasa asyik jika Anda sudah hobi. Menghadapi tantangan akan terasa ringan. Meneguk dahaga penasaran pun tidak akan bosan. Rasa penasaran itu yang mendorong keinginan untuk berani mencoba dan mencoba lagi.
Akan lebih baik jika belajar teknisi bersama orang yang berpengalaman. Tetapi ini cara yang sulit karena tidak semua orang mau berbagi waktu gratis dengan Anda.
Saya sendiri juga belum pernah belajar komputer secara gratis. Secara formal saya belajar ilmu komputer itu di program sertifikasi 1 tahun Teknologi Jaringan Informasi. Program ini, jika disebut sebagai teknisi lebih spesifik ke teknisi jaringan.
Selepas itu saya bekerja menjadi buruh pabrik karena proses belajar di atas yang tidak selesai. Ketika menjadi buruh pabrik dapat tawaran dari Supervisor. Mungkin dia penasaran dengan background yang tertulis di CV. Meskipun tidak selesai koq pernah belajar jaringan, pemograman, komunikasi data dan lain-lain.
Saya pun dipanggil menuju ruangan kerjanya. Intinya dia menawarkan apakah saya bisa membangun jaringan perusahaan dengan Linux? Karena belum percaya diri saya tidak berani mengiyakan.
Setelah peristiwa ini jadi timbul keinginan untuk lebih giat belajar lagi.
Akhirnya tiba saatnya habis kontrak dari perusahaan tersebut. Kemudian saya bekerja menjadi buruh pabrik lagi. Tapi kali ini di perusahaan perakitan mobil di daerah Sunter.
Disinilah saya belajar di sebuah lembaga kursus teknisi komputer sembari bekerja menjadi buruh pabrik salah satu perusahaan Astra Group. Jika dihitung-hitung, sistem belajar formal dan non-formal yang pernah dilalui hanya sebentar. Selebihnya saya biasa oprek mandiri karena sudah menjadi hobi. Dari sini bisa disimpulkan kebanyakan porsi belajar saya adalah otodidak.
Mengajarkan Ilmu Komputer secara Otodidak
Perjalanan saya selanjutnya bekerja di sebuah instansi pendidikan negeri. Pertama kali masuk menjadi staff tata usaha bagian operator komputer. Kemudian, menjadi operator pusat sumber belajar pertama pada saat instansi membuat divisi IT. Disini ada banyak hal menarik tetapi tidak seluruhnya saya ceritakan.
Singkat cerita secara tidak langsung saya suka mengajarkan ilmu-ilmu tentang komputer. Ini saya lakukan terhadap sesama rekan kerja atau segelintir siswa yang datang bertanya.
Jujur saja, saya bukanlah sarjana komputer, bukan juga guru, bukan pula orang yang mempunyai sertifikat Akta IV, sehingga disebut mampu mengajar, atau layak dikatakan sebagai guru.
Makanya, subjudul di atas saya kaitkan dengan kalimat khusus "secara otodidak".
Karena yang saya ajarkan tentunya ilmu komputer tetapi dengan penyampaian versi sendiri alias secara otodidak. Meskipun bisa jadi menurut tuan guru teranggap salah namun demikianlah metode berbagi ilmu yang saya lakukan.
Dan yang dimaksud istilah mengajarkan dalam bahasa saya juga tidak harus dipersyaratkan dalam ruangan kelas. Menurut versi Sebardi:"Ngedabrus ngalor-ngidul dengan tema komputer kepada orang yang belum tahu" itu juga bagian dari mengajarkan.
Oleh karena itu, kesempatan yang terbuka lebar itu saya manfaatkan sebaik-baiknya.
Apalagi, suatu ketika ada banyak komputer rongsokan yang menumpuk di gudang. Kata "yang punya wilayah" komputer tersebut sudah tidak bisa digunakan lagi.
Lalu terjadilah apa yang terjadi; usaha kami menjadikan pos security saat itu mempunyai 2-3 komputer. Meskipun kebijakan ini tanpa persetujuan kepala kantor tempat saya bekerja. Inilah makar terbaik yang efek positifnya nanti bisa dirasakan semua pihak. Karena meningkatkan skill itu tidak harus menunggu telunjuk para pemimpin. Apalagi jika kepala kantor loadingnya lama karena tersemat intel pentium generasi kadaluarsa.
Selanjutnya, dengan "harta karun" tersebut saya perkenalkan mereka dengan bahasan dasar. Terutama rekan-rekan kerja saya yang profesinya menjadi security di salah satu instansi pendidikan negeri tersebut.
Ya, bagi saya komputer rongsokan itu harta karun yang bisa digunakan sebagai media pembelajaran.
Dengannya, saya mengenalkan perangkat hardware, rakit-bongkar-pasang, instal sistem operasi, lanjut memasang aplikasi dan menggunakannya. Tidak lupa, saya juga tunjukan cara mengetik 10 jari dan latihannya dengan TuxType.
Akhir cerita, dua teman saya ini ditarik menjadi staff administrasi dan tidak lagi menjadi security. Kabar ini saya dapatkan infonya pada saat saya sudah resign dan sedang menekuni profesi sebagai pedagang susu kedelai, roti dan yoghurt.
Alhamdulillah, meskipun saya bukanlah orang yang menjadikan keadaan mereka seperti sekarang. Setidak-tidaknya saya sudah ambil bagian walaupun sedikit dan hanya memberi angan-angan. Saya yakin, rasa itu yang bisa memantik keinginan seseorang untuk mewujudkannya dalam bentuk semangat untuk senantiasa belajar.
Pembagian Teknisi Komputer Versi Sebardi
Sekarang kita masuk pokok bahasan seputar teknisi komputer. Berdasarkan versi Sebardi, pekerjaan teknisi komputer itu bisa dibagi menjadi 2 (dua);
Sekarang, Anda mau yang mana? Bagaimana memulainya? Skill apa yang harus disiapkan? Legalitas apa yang diakui yang harus saya ikuti? Ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang mungkin ada dalam pikiran Anda.
Disini, Anda tidak harus mengetahui semua jawabannya sekarang. Karena seiring waktu nanti akan terbuka hal apa sajakah yang cocok untuk Anda.
Bisa jadi nanti lebih fokus sebagai teknisi jaringan, teknisi komputer, teknisi printer atau memilih semuanya.
Cerita Nyata Teknisi Komputer yang Punya Toko Sendiri
Berikut ini saya akan cerita sedikit sebelum berbagi tips belajar teknisi secara otodidak. Ini adalah cerita nyata yang bisa menggugah semangat Anda. Dia adalah tetangga kakak saya yang sekarang mempunyai sebuah toko komputer.
Selain menjual perlengkapan komputer dia juga menerima service printer dan komputer.
Sebelum mempunyai toko yang berdiri di pinggir jalan di sebuah desa yang bersebelahan dengan desa saya tinggal. Dia belajar komputer secara otodidak tanpa kursus dan sekolah. Kalau tidak salah, kakak saya pernah bilang SMP saja dia tidak lulus atau dia cuma lulusan SMP, saya lupa-lupa ingat.
Tapi dengan ketekunannya dia belajar komputer yang kemudian didukung oleh istrinya yang ke luar negeri. Akhirnya dia bisa mendirikan sebuah toko komputer dan melayani jasa service printer dan komputer.
Ini adalah salah satu kisah di antara sekian banyak cerita nyata yang mungkin ada di sebelah rumah Anda. Jika di lingkungan sekitar belum ada orangnya siapa tahu Anda lah orangnya dan itu ditentukan langkahnya mulai dari sekarang.
Tips Belajar Menjadi Teknisi Komputer Otodidak
Oleh karena itu, berikut ini tips yang bisa saya berikan agar Anda semangat menggapai cita-cita menjadi teknisi komputer walaupun tanpa kursus dan sekolah.
1. Mulai dari Perangkat Sendiri
Sebelum menjadi teknisi komputer orang lain pastinya Anda harus bisa memperbaiki komputer sendiri. Oleh karena itu sebaiknya Anda harus punya komputer sendiri. Jika Anda seorang pemula dengan dunia ini silahkan baca tips belajar komputer dari nol secara otodidak lainnya yang bermanfaat buat Anda.
Keuntungan dengan perangkat sendiri jadi seolah-olah punya laboratorium. Anda bisa belajar bongkar pasang dan merakit ulang CPU Anda. Bisa juga belajar instal sistem operasi, aplikasi, tools dan lain-lain.
Dan itu dilakukan kapan saja selama ada keinginan untuk belajar.
Pada saat lebih banyak interaksi dengan komputer sendiri pun kadang mendapati kendala. Jika itu masalah yang pertama kali nanti menjadi pengalaman pada saat menemui hal yang sama pada komputer lain.
2. Belajar dari Hal-hal Sederhana
Masalah error pada software dan hardware komputer itu banyak macamnya. Sebagai pembelajar awal tidak perlu membayangkan error yang pasti dihadapi.
Tahap pemula fokus saja belajar dasar-dasar seperti pengenalan hardware dalam satu PC kemudian coba lepas-pasang mouse, keyboard, memory dan hardisk terlebih dahulu.
Setelah itu bisa dilanjutkan dengan merakit sebuah PC. Untuk merakit ini dibutuhkan kemampuan yang sedikit lebih. Misalnya pada saat memilih jenis motherboard, RAM dan processor.
Sedangkan untuk software bisa memulai cara install windows 10 pro dengan VirtualBox. VirtualBox ini salah satu aplikasi mesin virtual yang free dan opensource. Aplikasi sejenis ini seperti Qemu, Proxmox, VMWare Workstation Player dan lain-lain.
Ini dilakukan sebelum Anda benar-benar memasang langsung pada sebuah PC.
3. Manfaatkan Waktu & Sarana Teknologi
Sosial media sekarang sudah menjadi alamat wajib kaum milenial. Jika Anda bercita-cita menjadi seorang teknisi jangan cuma follow dan like fans page lucu. Sempatkan sejenak dengan mengikuti kabar dan berita seputar dunia IT.
Begitu juga jika buka youtube pada saat senggang. Jika kita cuma subscribe channel yang tidak berfaedah, waktu yang berharga akan terbuang secara percuma.
Padahal, dari sisi waktu antara Anda dengan orang lain itu sama saja.
Seorang Bill Gates pun sama-sama diberikan waktu dalam satu hari itu sama dengan 24 jam. Tapi Anda bisa melakukan sesuatu yang tidak bisa dilakukan oleh pemilik Microsoft tersebut. Hebat enggak?
Seperti menghabiskan 1 jam sehari untuk game, 1 jam sehari nonton film, 1 jam sehari untuk merokok, 1 jam sehari untuk nonton artis cari sensasi, gosip, ngobrol dan lain-lain.
4. Jadikan Hobi Positif sebagai Aset
Menurut Sebardi, hobi Anda adalah salah satu aset berharga yang bisa bernilai kapan saja. Jika sebuah kesukaan tidak bisa dijadikan sebagai aset itu tandanya tidak layak menjadi sebuah hobi.
Coba renungkan:"Anda pikir seorang programmer betah berjam-jam ngoding di depan komputer menciptakan sebuah sistem operasi itu sebuah keterpaksaan?"
Kalau sudah mendapatkan jawaban dari pertanyaan di atas berarti langkah selanjutnya tinggal menempatkan posisi Anda sebenarnya dimana.
Misalnya dengan melontarkan sebuah pertanyaan kepada diri sendiri:"Sejatinya, Saya lebih menyukai 'passion' yang mana?" Dengan pertanyaan ini Anda berusaha untuk memahami diri sendiri.
Sehingga, semakin baik pengenalan terhadap diri sendiri maka sedini mungkin Anda sudah menetapkan tujuan yang jelas untuk dilalui secara pasti.
5. Berbagi Pengetahuan dengan Teman
Setelah melalui tahap belajar beberapa episode mungkin sifat lupa bisa saja menghantui. Apalagi jika usia sudah sekian zaman, beban keluarga bertambah dan atau membersamai persoalan hidup pelik lainnya.
Disini dibutuhkan cara agar ilmu yang sudah pernah kita dapatkan tidak hilang menguap begitu saja.
Salah satu caranya adalah dengan berbagi pengetahuan sesama teman dan rekan-rekan.
Seperti yang saya lakukan saat ini yaitu dengan menulis di blog Sebardi. Aktivitas menulis pengetahuan yang kita dapatkan di blog ini sangat efektif. Karena selain mengikuti perkembangan zaman, tulisan kita pun bisa diakses oleh publik.
Demikian tips seputar belajar menjadi teknisi komputer secara otodidak.
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar